Antara 100 dan 100.000
Dari
sudut sebuah desa yang terpencil terdapati seorang nenek tua dengan dua orang anak.
Ia bekerja sebagai pencari kayu bakar dihutan, karena keterbatasan kemampuan ia
harus menjalani semu itu, ia menyadari keadaan dan kemampuan yag usia ny sudah
tak muda lagi dan mungkin seperti dahulu yang cantik nan elok parasnya begitu
manis senyumnya. Namun, semangat juang nenek ini mengalahkan usia tuanya yang
tak menyerah walaupun hanya sebagi pencari kayu bakar. Ia mampu bertahan dengan
dua buah hatinya yang taat akan agamanya.
Suatu
ketika nenek pergi mencari kayu bakar untuk mencukupi kebutuhannya, hasilnya
dijual ketoko atau kepada tetangga yang membutuhkan jasanya, ditengah
perjalanannya nenek terhenti langkahnya oleh seorang Ustad yang dengan lembut
bertutur kata dan membaca arti Al-qur’an
‘Audzubillahiminassyaithonirrojim
Bismillahirahmanirrahim’,,
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166]
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Serontak hati sang nenek terhayut
dalam hempasan kalam Illahi, kemudian nenek melanjutkan perjalanan ke hutan
yang ingin ditujunya untuk mencari kayu bakar,, setelah kayu terkumpul nenek
bergegas kembali pulang menjual kayu tersebut, memang tak mahal harga kayu itu
hanya Rp.6000-Rp10000 per gendong tentu hasil itu tak cukup bagi si kaya, namun
tidak dengan nenek ini dengan hasil yag sedikit namun tetap bersyukur tak
mengeluh atas jerih payahnya yang dilakukan. Setelah menjual kayu ketoko nenek
berjalan pulang, tiba-tiba datang seorang pengemis yang mengiba belas kasih
dari orang lain, dengan suara lirih dan tapak kaki yang layu si pengemis
bergumam pada si nenek,,nek tolong saya, tolong kasihani saya, saya sehari gak
makan, tolong berikan sedikit makanan untuk saya nek. Si nenek terketuk hati
kemudian memberikan Rp 1000 pada si pengemis, dengan menengadahkan tangan si
pengemis menerima serasa mengucap terimakasih dan berdoa untuk nenek.,nenek
berpamitan melanjutkan perjalanan pulangnya.
Si pengemis melanjutkan
perjalanannya, tertujulah pada sebuah toko yang menyediakan makanan dan
lain-lain, didepan pintu sebuah toko pengemis dengan nada iba meminta belas
kasih dari pemilki toko,,namun apa yang terjadi si pemilik toko keluar denga
muka garang sambil melemparkan uang Rp.100.000 kata-katanya pun kasar sambil
mengusir. Sipengemis pergi dengan membawa Rp.100.000 yang dilempar tadi dihati
pengemis bergumam dan berdo’a semoga Allah SWT mebalik keadaanmu yang sekarang
ini menjadi yang lebih buruk lagi..
Satu bulan kemudian sipemilik
toko bangkrut karena seluruh isi toko terbakar tanpa terkecuali, doa’a seorang
pengemis terkabulkan,,, sinenek yang bekerja sebagai pencari kayu bakar kini
menjadi seorang wanita yang kaya raya dengan dua buah hati menjadi manager yang
taat pada ibu , agama tak lupa selalu mensedekahkan hasil kerjanya.
Ini hanyalah secuil kisah yang
luput dari pandangan kita,, semoga kita menjadi orang yang senang bersedekah
walaupun 1000 ( seribu rupiah ) dengan ikhlas,, syukur bisa 100.000 (seratus
ribu rupiah) pun juga ikhlas,
Dan percuma saja jika memberi 100.000 ( seratus ribu rupiah)
dengan tidak ikhlas semua itu tidak ada artinya, lebih baik memberi dengan 1000
( seribu rupiah) dengan ikhlas dan memberikan manfaat pada orang yang di beri
itu..
yang ini juga bangus untuk dibuat dalam sebuah cerita pendek.
AntwoordVee uit